Senin, 20 September 2010

mengawal pasokan tebu berkualitas ke pabrik

Cara tebang dan angkut tebu di Gunung Madu ada tiga sistem, yakni sistem tebu ikat, tebu urai, dan tebu potong. Tiga sistem tersebut dikembangkan karena terkait dengan bentuk wilayah kebun yang memanjang (± 85 km), jumlahnya tebu yang digiling per hari (11.00–14.00 ton) dan upaya meminimalkan pemampatan tanah akibat penggunaaan kendaraan angkutan tebu.


Tebu ikat (Bundle Cane)
Pangkal batang tebu ditebang rata dengan permukaan tanah menggunakan golok, demikian juga pucuknya pada ruas terakhir. Lebih kurang 30 batang tebu diikat di sekitar bagian pangkal dan ujungnya dengan tali bambu atau kulit tebu. Sebelum tahun 2002, tali pengikat menggunakan empat daun pucuk tebu, cara ini membawa sampah ke pabrik sampai sebesar 8%. Namun setelah menggunakan tali bambu sampah yang terbawa ke pabrik dapat ditekan menjadi hanya sebesar 2,87 %. Tebu yang sudah terikat dimuat ke atas truk menggunakan tenaga manusia, kemudian diangkut ke pabrik. Kontribusi sistim ini mencapai 55-60 % dari total pasokan tebu per hari (11.000-14.000 ton). Kecukupan tenaga dan sarana angkutan berperan penting dalam menjaga kontinuitas pasokan tebu ke pabrik. Pembayaran bagi para penebang didasarkan kepada bobot tebu yang sudah ditimbang di pabrik.

Rata-rata setiap orang mampu menebang 2-3 ton per hari. Untuk truk dengan bak terbuka, muatan-nya dibongkar menggunakan cane stacker, sedangkan truk dengan bak kotak (box truck) dibongkar menggunakan tipper.

Tebu urai (Loose Cane)
Pangkal batang tebu ditebang rata dengan permukaan tanah menggunaan golok dan dipotong bagian pucuknya pada ruas terakhir, selanjutnya tanpa diikat tebu ditumpuk sehingga membentuk onggokan sebesar cakupan mesin pemuat (grab loader). Gunung Madu memiliki alat ini sebanyak 15 unit. Perhitungan untuk pemba-yaran kepada para penebang didasarkan pada luasan area yang telah ditebang.

Pada kebun yang berjarak relatif dekat dengan pabrik, sarana angkutannya menggunakan trailer gandeng 1-2 yang ditarik traktor, sedang bagi kebun yang jaraknya jauh menggunakan truk berdaya besar (head truck) yang menarik trailer gandeng 4 yang dilengkapi dengan tali pengikat dari karet ban bekas. Seksi yang bertanggung jawab di bagian ini disebut Cane Transports. Sebelum dimuat ke dalam trailer besar, tebu dimuat dengan mesin pemuat di dalam petak ke dalam trailer kecil (infield trailer), trailer ini menggunakan ban lebar, untuk mengurangi pemampatan tanah. Selanjutnya di terminal muat (transloading area,) tebu dipindahkan ke trailer besar dan panjang menggunakan mesin pemuat yang disebut grapple excavator. Di pabrik, tebu ini dibongkar dengan menggunakan gantry dan electric crane.

Tebu potong (Chopped Cane)
Tebu dipotong-potong sepanjang ± 25cm, menggunakan mesin potong (sugarcane harvester). Mesin bekerja di setiap petak mulai dari baris tanaman paling tepi, disampingnya diikuti box truck dan dipastikan bahwa potongan tebu yang keluar dari cerobong mesin potong jatuh tepat di dalam bak truk. Pekerjaan ini dilakukan sampai ujung petak selanjutnya pindah ke baris tanaman berikutnya sampai bak truk penuh.
Demikian seterusnya sampai dengan petak selesai. Sistem ini hanya dioperasikan manakala jumlah tenaga tebang menurun yaitu pada bulan Agustus dan Hari Raya Idul Fitri.
Kontribusi pengiriman tebu dengan sistem tebu potong sebesar 5% dari total tebu selama satu musim.

Harvester chopped cane


STANDAR KINERJA PEMANENAN

PARAMETER SATUAN NILAI MAKSIMAL
Tebu Tertinggal ton/ha 1,00
Kotoran % 5,00
Kesegaran tebu dikirim
<> % 25,00
24 - 48 setelah bakar % 60,00
48 - 72 setelah bakar % 15,00
> 72 setelah bakar % 0,00

KOMPOSISI PASOKAN TEBU DAN ALAT ANGKUT

Asal Tebu

Jumlah Tebu (Ton)

Jumlah Tenaga Alat Angkut (unit)
Truk Traktor Grab Loader Heavy Duty Truck
A. GMP
- Bundle Cane 6.000 2.500 275 - - -
- Loose Cane Barat 2.700 950 - 26 6 -
- Loose Cane Timur 2.800 850 28 10 7 12
B. Luar GMP
- Kemitraan 2.000 1.500 200 - - -

Tebu siap giling

Pengaturan antrian yang tertib di area pembongkaran akan memudahkan pencapaian kuota pasokan tebu per hari. Sarana angkutan diatur dalam antrian yang masing-masing secara spesifik diarahkan sesuai dengan tipe alat bongkarnya.
Semua sistem tebang angkut ini memiliki standar kualitas yang harus dipenuhi. Secara umum syarat bakunya adalah : tebu tertinggal di kebun tidak boleh melebihi 1 ton per ha, seresah yang terangkut ke pabrik tidak boleh melebihi 5% dan tebu harus sudah dikirim ke pabrik kurang dari 2 x 24 jam.

Menuju Pabrik

0 komentar:

Posting Komentar