Senin, 20 September 2010

memantapkan produktivitas di sepanjang musim dan menjaga kesinambungan budidaya

Pendahuluan

PT Gunung Madu menaruh perhatian yang cukup serius dalam hal pengembangan varietas unggul mulai dari awal dibukanya perkebunan sampai dengan saat ini. Disadari sepenuhnya bahwa penggunaan varietas tebu unggul menjadi salah satu faktor penting di dalam upaya mempertahankan kelangsungan produkivitas gula secara berkelanjutan.
Tersedianya varietas unggul baru setiap saat menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar mengingat masa pakai varietas unggul komersial di Gunung Madu pada umumnya hanya mampu bertahan sekitar 3–5 tahun sehingga diperlu-kan varietas unggul baru setiap saat untuk menggantikan varietas lama yang telah menurun tingkat produktivitasnya.
Penurunan produktivitas varietas unggul di Gunung Madu pada umumnya disebabkan oleh adanya perubahan kondisi yang tidak lagi direspon secara positif oleh varietas tersebut dan munculnya penyakit baru yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Untuk tanaman tebu, faktor lingkungan memberi pengaruh yang cukup nyata terhadap tingkat produktivitas, sehingga meskipun varietas tersebut secara genetik unggul namun belum tentu memberikan tingkat produktivitas sesuai dengan potensinya apabila tidak didukung oleh kondisi lingkungan yang cocok. Oleh karena itu, didalam pengelolaan varietas diperlukan pemahaman tentang karakteristik masing-masing varietas dan interaksinya terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh.


Pengembangan varietas unggul

Sejak tahun 1994 kebutuhan varietas unggul dipenuhi dengan melakukan persilangan sendiri dengan memanfaatkan tetua– tetua yang ada di kebun koleksi. Klon–klon yang dihasilkan kemudian diseleksi secara bertahap dalam tiga tahapan seleksi yaitu

  • Tahapan Seleksi Semai
  • Uji Daya Hasil Pendahuluan
  • Uji Multilokasi pada kondisi lingkungan Gunung Madu

Tahapan seleksi sejak dari semai sampai dengan uji multilokasi dilakukan di Gunung Madu dengan harapan varietasvarietas yang terpilih memiliki daya adaptasi yang sudah teruji pada kondisi lingkungan setempat. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan seleksi dari mulai persilangan sampai dengan diperoleh varietas unggul kurang lebih 10 tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan pada tahapan seleksi menjadi salah satu faktor pembatas di dalam pemuliaan tanaman tebu.

Di dalam pelaksanaan persilangan seringkali dihadapkan pada kendala yang terkait dengan pembungaan tanaman tebu, karena secara alamiah tidak setiap tanaman tebu dapat berbunga, sementara persilangan hanya bisa dilakukan antar tetua yang berbunga dan terjadi secara bersamaan. Meskipun berbunga apabila pembungaannya tidak terjadi secara bersamaan maka tidak memungkinkan untuk dapat disilangkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pada tahun 2007 Gunung Madu membangun fasilitas bangsal pembungaan tebu yang berfungsi untuk membungakan varietas–varietas tebu yang secara alamiah tidak berbunga agar dapat berbunga, sehingga memperbesar peluang varietas–varietas potensial yang tidak berbunga agar dapat dijadikan tetua persilangan.


Fasilitas bangsal pembungaan tebu di RND

Dari Bangunan ini varietas unggulan dihasilkan


Sejak pertama kali dilakukan persilangan tahun 1994 hingga tahun 2008 telah dihasilkan beberapa klon unggul harapan yang sebagian telah ditanam sebagai tebu produksi, dan dua diantaranya telah mendapatkan sertifikasi sebagai varietas bina yang diberi nama GMP 1 dan GMP 2 hasil persilangan tahun 1997.
Kondisi lingkungan semacam ini merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman dan kurang mendukung proses kemasakan tebu secara alamiah.

Guna mengatasi masalah tersebut dilakukan berbagai upaya diantaranya dengan menanam varietas unggul yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan setempat dan melakukan penataan varietas sesuai dengan karakter masing masing varietas.
Komposisi dan bulan tanam/bulan tebang untuk masing-masing varietas diatur sesuai dengan karakternya. Karakter yang dimaksud antara lain :

  • sifat kemasakan varietas,
  • daya adaptasi terhadap tekanan kondisi lingkungan,
  • sifat pembungaan,
  • sifat ketahanan terhadap hama penggerek pucuk,
  • dan daya ratun masing-masing varietas.

Dengan penataan ini setiap varietas akan mampu memberikan tingkat produktivitas yang optimal.
Musim tanam di Gunung Madu berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Agustus bertepatan dengan bulan kering, sehingga diperlukan pemberian air melalui irigasi untuk mendukung perkecam-bahan tunas. Sementara musim tebang berlangsung dari bulan April sampai dengan Oktober/November. Karena musim tanam dimulai pada bulan Juni maka untuk tebangan awal (April-Mei) sebagian besar berasal dari tanaman ratoon.

Hal ini menyebabkan hasil tebu pada tebangan awal umumnya lebih rendah dibanding tebang tengahan terutama tebangan April.
Pada tebangan bulan Mei hasil tebu mulai meningkat karena sebagian tanaman Juni sudah mulai dipanen pada bulan Mei. Tebangan Juni-Agustus umumnya memberikan hasil tebu yang tinggi, sementara tebangan September-Oktober/November cenderung menurun.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh tekanan musim kering dan serangan hama penggerek di akhir musim. Di awal musim tebang, umumnya curah hujan masih cukup tinggi sehingga kurang mendukung berlangsungnya proses kemasakan tebu. Oleh karena itu, diperlukan varietas-varietas yang berpotensi rendemen tinggi atau varietas berbunga untuk mendukung perolehan hasil gula. Tebang tengahan yang jatuh pada musim kering sangat mendukung berlangsungnya proses kemasakan tebu sehingga umumnya mampu memberikan rendemen yang tinggi, namun demikian kurang mendukung pemenuhan kebutuhan air tanaman.
Oleh karena itu, diperlukan varietas varietas yang toleran terhadap kondisi kekurangan air. Untuk tebangan akhir dibutuhkan varietas yang mempunyai ketahanan terhadap kekeringan dan serangan hama penggerek yang biasanya meningkat di akhir musim

Pemilihan varietas yang tepat merupakan tindakan yang selalu mendapatkan perhatian di dalam pengelolaan varietas untuk mengoptimalkan tingkat produktivitas gula terkait tekanan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan bagi berlangsungnya proses kemasakan tebu dan pemenuhan kebutuhan air tanaman. ***

0 komentar:

Posting Komentar